Jakarta, buletinnusantara – Forum Internasional Perempuan Muslim Muda (International Young Muslim Women Forum/IYMWF) yang diselenggarakan PP secara resmi ditutup oleh Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yembise, Sabtu (27/10/2018) malam di Hotel Aryaduta, Jakarta.

Forum menghasilkan Deklarasi Jakarta Perempuan Muslim Muda Internasional Pembuat Perubahan 2018. Isi deklarasi terdiri dari tujuh poin utama.

Pertama, rahmatan lil ‘alamin sebagai upaya mendukung kesetaraan jender, HAM, dan keadilan untuk semua orang.

Kedua, Islam sebagai role model dari yang dapat diterapkan di negara-negara lain dalam mengatasi radikalisme dan ekstrimisme beragama.

Ketiga, kepemimpinan perempuan sebagai aksi afirmatif dalam segala bidang kehidupan.

Keempat, kampanye melawan usia anak dan diskriminasi perempuan.

Kelima, mendorong pemerintahan di tiap-tiap negara untuk memastikan kesetaraan dalam pelayanan antara laki-laki dan perempuan.

Keenam, perempuan. Ketujuh, mengajak perempuan dunia makin aktif di sosial media untuk kampanye Islam damai, toleran, dan .

Dalam sambutannya, Yohana menargetkan pada 2030 sudah tercapai kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan persentase 50:50.

“Indonesia dipilih menjadi satu dari sepuluh negara yang bisa mencapai target tersebut, terutama dalam poin nomor 5 target SDGs,” ujarnya.

Yohana menekankan bahwa Indonesia sebagai negara mayoritas muslim telah teruji toleransinya. Hal itu terjadi karena ada peran perempuan di dalamnya.

“Perempuan di Indonesia dianggap sudah maju. Perempuan saja yang bisa membuat perubahan di negara ini,” ujarnya.

Adapun Ketum PP Fatayat NU Anggia Ermarini berharap forum ini dapat ditindaklanjuti dengan aksi-aksi nyata.

“Setelah forum ini, tugas selanjutnya adalah mendiseminasikan hasil-hasilnya di tengah-tengah masyarakat, di komunitas masing-masing. Perempuan pasti bisa,” tegasnya.