Pupuk Organik untuk Radikalisme adalah Hoax

Belum lama ini kita masih teringat kasus soal Karikatur Nabi Muhammad Saw di Perancis. Berawal dari postingan di sosial media yang berakhir menewaskan seorang guru sejarah Samuel Patty pada 16 Oktober 2020. Seluruh dunia beraksi khusus nya umat Islam. Mulai dari tokoh agama, presiden hingga selebriti. Malah sampai ada boikot khusus produk buatan negeri yang dikenal sebagai Kota Mode.

Tidak butuh waktu lama kebenaran nampak dipermukaan. Dihadapan hakim anti-teroris siswi Samuel Patty yang berinisial Z mengaku berbohong soal karikatur nabi yang dibuat oleh Samuel patty dan bahkan Z tidak ada dikelas pada hari itu. Kebohongan ini ia lakukan karena takut  kepada orang tuanya lantaran ia berulang kali mendapatkan skors karena tidak mengikuti jam pelajaran dikelas.

Sebelumnya juga ada kasus hoax yang bahkan sampai menewaskan ratusan ribu manusia pada tahun 1990. Pada saat itu Irak dan Kuwait pernah bersitegang karena perebutan ladang minyak. Irak akhirnya menginvasi Kuwait, negara kecil tetangganya namun kaya akan minyak.

Nayirah al-Sabah seorang gadis berusia 15 tahun dihadirkan sebagai saksi pada saat diadakan kongres HAM. Sambil menangis, bersaksi bahwa ia melihat tentara Irak membawa senjata memasuki rumah sakit, membunuh bayi dan mencuri incubator dan membiarkan mereka mati di lantai.

Akibat dari kesaksiannya, Amerika melakukan penyerangan terhadap Irak hingga menewaskan ratusan ribu tentara Irak. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Perang Teluk. Setelah 2 tahun berlalu baru diketahui bahwa Nayirah al-Sabah adalah puteri dari Duta Besar Kuwait untuk Amerika dan kesaksian yang Nayirah buat pada kongres HAM tidak pernah terjadi.

Dari kedua kasus diatas kita dapat belajar bahwa betapa bahaya nya kebohongan dan fitnah terlebih dibangun atas nama Agama. Hal yang demikian telah terbukti dapat merenggut nyawa seseorang bahkan hancurnya sebuah negeri. Rasulullah Saw berkata; “Kedustaan membawa kepada kejahatan, dan kejahatan menggiring seseorang ke neraka” HR. Bukhari

Kini, mulai beredar isu soal presiden tiga periode yang secara massif dibangun oleh oposisi. Hal yang demikian menuai banyak respon dari masyarakat hingga presiden ikut menanggapi isu perpanjangan jabatan tersebut. Dengan tegas Presiden Republik Indonesia Ir. H. Jokowidodo mengatakan; “Saya menjadi presiden melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia berdasarkan konstitusi. Karena itu, pemerintahan ini juga berjalan tegak lurus dengan konstitusi. Dan sikap saya terhadap konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode tidak berubah sampai detik ini. Saya sama sekali tidak memiliki niat, juga tidak berminat, untuk menjadi presiden tiga periode. Undang-Undang Dasar 1945 telah mengatur masa jabatan presiden paling lama dua periode. Mari kita patuhi bersama.” tegasnya dalam unggahan di akun instagram @jokowi

Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-buthi pernah berkata, Ketika pintu fitnah dibuka hanya orang pintar yang tahu awal pintu itu dibuka. Sedangkan orang bodoh baru mengetahui nya setelah semuanya hancur.

 

Baca Juga
Komentar
Loading...