Naikan Harga BBM di Masa Sulit, PMII Jakarta Timur: Pemerintah Tidak Pro Rakyat

Jakarta, Buletin Nusantara – Ketua Kaderisasi Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Timur Erlangga Abdul Kalam mengungkapkan bahwa dirinya menemukan beberapa kejanggalan pemerintah dalam menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

 

Saya melihat situasi perekonomian Negara kita sedang krisis. Salah satu yang paling jelas persoalannya adalah penggunaan dana APBN yang banyak dialokasikan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru dan dana pensiun untuk Anggota Dewan.

 

“Saya mengira ada tiga kejanggalan dalam kenaikan harga BBM ini. Pertama, pemerintah mengumumkan harga kenaikan BBM itu di hari libur. Kedua, harga minyak dunia juga saat ini sedang menurun. Ketiga, pemerintah mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi ini dilakukan supaya tepat sasaran,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

 

Erlangga lantas mempertanyakan alasan logis pemerintah dari kejanggalan-kejanggalan yang telah disebutkan itu. Bahkan, ia menantang pemerintah untuk bisa menjawab berbagai kejanggalan dari kebijakan kenaikan harga BBM itu.

 

Ia menyebut, pemerintah seperti bermain kucing-kucingan dengan masyarakat dalam proses mengeluarkan kebijakan harga BBM naik itu. Erlangga menyayangkan sikap pemerintah yang menaikkan harga BBM di waktu yang kurang tepat, yakni saat masyarakat belum benar-benar pulih dari krisis akibat pandemi Covid-19.

 

Erlangga berujar, perekonomian Indonesia saat ini sedang krisis. Bahkan, ia menegaskan bahwa yang menjadi persoalan adalah dana pensiunan untuk anggota DPR RI sehingga membuat anggaran negara membengkak.

 

“Saya akui kebijakan (menaikkan harga BBM) itu merupakan salah satu alternatif yang baik untuk mengantisipasi kemerosotan perekonomian negara. Namun yang sangat saya sesalkan alternatif itu tidak tepat dalam penempatan waktunya, sehingga tidak bisa menjadi solusi,” jelas Erlangga.

 

“Maka tidak sepantasnya, di tengah situasi masyarakat yang sedang sengsara ini, pemerintah menambah kesakitan. Harusnya bisa meringankan,” imbuh Mantan Ketua Komisariat PMII Universitas Islam As-Syafi’iyah itu.

 

Erlangga menyebut pemerintah sangat egois, sebab pemerintah hanya memikirkan Negara, tidak memikirkan rakyat dan masyarakat yang hidup didalamnya. Baginya keduanya harus seimbang, tidak boleh ada yang dikalahkan.

 

Gaji pekerja juga kalau dilihat tetap sama, belum ada kenaikan. Tapi BBM sudah naik. Tentu ini tidak sinkron, saya kira dampaknya ini akan menyebabkan inflasi yang tinggi serta menurunkan daya beli. Terangnya

 

Ia berharap, Presiden Joko Widodo segera menurunkan harga BBM sesegera mungkin. Selain itu, ia meminta agar DPR segera menghapus regulasi dana pensiun anggota dewan. Sebab menurut Erlangga, beban negara sudah sangat berat. Tambahnya

 

Sementara itu, Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri mengajak seluruh kader dan anggota PMII se-Indonesia untuk terus melakukan perlawanan untuk menolak harga BBM. Ia meminta kader dan anggota untuk berkonsolidasi dengan rakyat guna berjuang bersama memperjuangkan agar harga BBM segera diturunkan.

 

“PB PMII hari ini membuka ruang, mengajak kepada seluruh elemen rakyat, pemuda mahasiswa, untuk bergerak dan berjuang bersama-sama menuntut agar harga BBM segera diturunkan sehingga harga-harga kebutuhan pokok kembali terjangkau,” ungkap Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri (Abe) dalam konferensi pers yang diunggah di akun instagram @pmiiofficial, Kamis (8/9/2022).

Baca Juga
Komentar
Loading...