Sedikit Cerita Tentang Uighur

Sedikit Cerita Tentang Uighur

Oleh:  Slamet Tuharie Ng

Ribat-ribut masalah Uighur di Indonesia, hampir semua terkonsentrasi pada pemahaman tentang penindasan, penahanan dan sebagainya. Itulah yang selalu ditampilkan, bahkan termasuk dengan lukisan-lukisan, atau foto-foto yang diisukan sebagai Uighur, padahal bukan.

Oleh karena itu, saya mau cerita tentang Uighur dari berbagai sumber yang saya rangkum. Baik berita-berita, jurnal, dan sebagainya. Ini penting menurut saya, biar ngga ambyar dan runtut informasinya. Tapi ini versi bacaan saya. Hehee….

Pertama, siapa sih Uighur itu? Jadi, Uighur adalah selelompok etnis minoritas di negara Cina. Mengapa dikatakan minoritas? Karena Secara kebudayaan, masyarakat Uighur itu merasa lebih dekat dengan bangsa Turk di Asia Tengah, ketimbang dengan mayoritas bangsa Han.

Komunitas Islam besar di Cina ada yang namanya Komunitas Islam Hui. Jika Uighur ini terkesan lebih ekslusif, maka beda dengan Islam Hui yang berbaur dengan masyarakat lokal Cina, bahkan sudah kawin mawin dengan masyarakat asli Cina.

Secara kebudayaan maupun bahasa, Muslim Hui lebih menyatu ketimbang Muslim Uighur.

Bahkan, bangsa Hui ini meskipun muslim tapi mendapatkan perlakuan istimewa dari pemerintah Cina. Mulai bantuan pendirian Masjid dan sekolah-sekolah agama. Dari sumber yang saya baca, perkembangan masjid muslim Hui ini cukup pesat, di tahun 1958 jumlahnya sekitar 1.900 an masjid, kini sudah jadi lebih dari 4.000 an masjid.

Jadi, jangan terima mentah-mentah kalau ada yang ngomong China anti Islam. Karena masyarakat Islam Hui justru mendapatkan pengakuan luar biasa dari pemerintah China.

Kedua, lalu kenapa sikap pemerintah China dengan Uighur berbeda? Perlu diketahui bahwa pada awal abad ke-20 etnis Uighur pernah mendeklarasikan kemerdekaan mereka dengan nama Turkestan Timur.

Tujuannya tentu saja adalah untuk mendirikan negara sendiri yang merdeka, alias memisahkan diri dari Cina.

Sejak saat itu, maka hubungan China dengan etnis Uighur jadi saling curiga, terutama dengan kelompok sparatisnya. Makanya, di tahun 1949, Mao Zedong menyeret Xinjiang ke dalam kekuasaan penuh Beijing.

Salah satu caranya dengan mendorong migrasi massal bangsa Han ke Xinjiang.

Salah satu kelompok yang aktif memperjuangkan kemerdekaan Turkestan Timur adalah Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM).

Juga ada Partai Islam Turkestan diindikaaikan memiliki hubungan erat dengan Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Termasuk aksi-aksi serangan bom yang terjadi beberapa kali di Xinjiang juga diduga dilakukan oleh kelompok ini.

Kenapa mereka ingin sekali memisahkan diri? Jawabannya ya selain karena isu diskriminasi juga karena Xinjiang adalah provinsi terbesar di China yang menyimpan sumber daya alam tak terhingga. Bahkan provinsi ini merupakan pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan China bagian utara.

Perkembangan pesat di Xinjiang turut menjaring kaum berpendidikan dari seluruh China. Akibatnya, etnis Han secara umum mendapat pekerjaan yang lebih baik dan mampu hidup lebih mapan dibandingkan dengan Uighur yang secara kemampuan bahasa China mereka yang tidak terlalu baik.

Jadi, konfliknya ya ada masalah politik, ekonomi dan sebenarnya sedikit masalah agama.

Ya wis, kapan-kapan saya lanjutken….

 

Baca Juga
Komentar
Loading...