Ketum PBNU: Kembalikan Peta Palestina atau Kami Lawan!!!

Jakarta, buletinnusantara – Ketua Umum PBNU mengecam dan mendesak Google Maps agar segera mengembalikan peta Palestina yang telah dihapus dan digantikan dengan Israel.

“Harus segera dikembalikan (peta) itu,” kata Ketum PBNU KH. Said Aqil Siradj seperti dilansir Metrotv, Kamis (11/8/2016).

Ia tidak ingin persoalan ini berlarut-larut tanpa ada penyelesaian, agar tidak melebar menjadi sentimen keagamaan. “Kalau tidak dikembalikan, akan kami lawan,” kata alumni perguruan tinggi di Mekkah, Arab Saudi itu.

Said menyamakan fenomena ini dengan penghilangan beberapa unsur NU dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia menyebutkan, dalam literatur sejarah kemerdekaan Indonesia, beberapa peran NU telah dihilangkan.

Menurut Said, sejarah telah menghapus tokoh NU bernama Harun yang meletakkan bom di mobil panglima perang Inggris Mallaby yang tewas pada November 1945 di Surabaya.

“Demikian juga dengan pelaku perobekan bendera warna biru sehingga tinggal Merah-Putih di Hotel Oranye, Surabaya, juga warga NU,” ujar Said menambahkan.

Google dituduh menghapuskan Palestina dari Google Maps. Namun, faktanya Google memang tidak pernah melabeli Palestina.

The Guardian menjelaskan, saat Anda mencari Palestina di Google Maps, Anda akan melihat adanya garis batas dari negara tersebut, tapi Anda tidak akan menemukan label Palestina di sana. Karena, meski 136 negara PBB mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, AS dan banyak negara negara di Barat tidak mengakui hal ini.

Tidak mengubah penggambaran Palestina di Maps belum lama ini, tapi, setelah forum wartawan Palestina mengeluarkan pernyataan kecaman pada Google terkait masalah ini, hal ini lalu menyebar melalui media sosial dan badan pemberitaan.

Orang-orang lalu menunjukkan rasa marah mereka dengan menggunakan tagar #PalestineIsHere atau Palestina di sini.

Seorang juru bicara Google berkata, “Tidak pernah ada label ‘Palestina’ di Google Maps. Namun, kami baru saja menemukan sebuah bug yang menghilangkan label untuk ‘Tepi Barat’ dan ‘Jalur Gaza’. Kami sedang berusaha kembali memunculkan label ini.”

Sebuah petisi dari bulan Maret yang mendorong Google untuk memasukkan Palestina ke dalam aplikasi peta mereka baru-baru ini kembali mendapatkan perhatian. Sekarang, telah ada hampir 250 ribu orang yang menandatangani petisi tersebut.

Kemarahan yang ditunjukkan oleh orang-orang secara online menunjukkan bahwa teknologi pemetaan mempengaruhi pemahaman seseorang tentang dunia.

 

 

 

Baca Juga
Komentar
Loading...